Leaflet Nyamplug/Bintangur

A. Pendahuluan
Bintangur atau yang di sebagian daerah lebih dikenal dengan istilah nyamplung merupakan salah satu jenis tanaman yang memiliki nilai ekonomis dan prospek yang bagus untuk dibudidayakan.
Bintangur juga dapat dikategorikan sebagai tanaman serbaguna. Selain sebagai tanaman obat, kayu bintangur juga memiliki nilai ekonomi dengan mutu kayu setara dengan meranti. Bintangur kerap dipakai sebagai kayu pertukangan, antara lain untuk kayu lapis serta sebagai bahan baku pembuatan kapal. Belum lagi nilai ekonomis buahnya, di mana dari hasil penelitian menunjukkan bahwa biji buah bintangur telah dijadikan salah satu alternatif pengganti bahan bakar biodiesel.

B. Klasifikasi
Kingdom: Plantae
Subkingdom: Tracheobionta
Super Divisi: Spermatophyta
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Sub Kelas: Dilleniidae
Ordo: Theales
Famili: Clusiaceae
Genus: Calophyllum
Spesies: Calophyllum
inophyllum L.

C. Penyebaran dan Syarat Tumbuh
Bintangur atau nyamplung merupakan tanaman pantai yang tumbuh di daratan dengan ketinggian dari 0 hingga 400 mdpl, tersebar di seluruh kepulauan Indonesia, juga di beberapa negara berpantai seperti negara- negara di Afrika, Madagaskar, India, Thailand, Vietnam, Malaysia, dan Cina.
Di Provinsi Bengkulu, bintangur tumbuh di sepanjang garis pantai yang ada di Bengkulu. Jenis ini memiliki daya tahan yang tinggi terhadap lingkungan, ditemukan dalam jumlah populasi yang besar, dengan kisaran umur yang lama (1-50 tahun), memiliki biji yang banyak, serta berbuah sepanjang tahun terutama pada bulan September – Nopember.
Pohon bintangur dengan tinggi mencapai 20 meter dengan besar batang dapat mencapai 1,5 meter ini hidup mengelompok di kawasan tropis, khususnya di sepanjang pantai. Walaupun besar, pohon ini tidak tegak lurus, banyak cabang pendek. Bila ditanam di luar habitatnya, pada mulanya pohon ini seperti akan tegak lurus. Namun, dalam proses waktu, bintangur akan memperlihatkan karakteristiknya.
Buahnya bulat, berwarna hijau saat masih menempel di tangkainya. Namun, ketika jatuh, warnanya akan berubah menjadi kekuningan, dengan ukuran sedikit lebih besar dari buah lengkeng. Buah kering inilah yang mengandung banyak minyak yang dapat menjawab kelangkaan bahan bakar minyak saat ini. Namun, perlu informasi yang jelas, khususnya kepada anak-anak, karena bila dimakan, bijinya yang mengandung minyak itu akan memabukkan, bahkan dapat menyebabkan kematian.

D. Cara Perbanyakan
Perbanyakan tanaman bintangur dilakukan dengan biji dari buah yang benar-benar sudah tua. Ciri fisik buah bintangur yang sudah tua dapat dilihat dari warnanya yang kekuning-kuningan. Biji dapat diambil dari pohon induk yang berumur kira-kira 15 tahun atau lebih.
Proses pembibitan bintangur dilakukan di persemaian mengikuti tahap-tahap sebagai berikut :
1. Persiapan media tanam yang terdiri dari tanah, pasir dan pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1 : 1.
2. Sebelum disemai, biji buah bintangur direndam dengan air bersih selama kurang lebih tiga hari tiga malam.
3. Benih langsung disemai dalam bedengan dengan cara dibenamkan pada bedengan yang sudah disiapkan, dengan jarak tanam 15 x 30 cm.
4. Setelah biji ditanam, kemudian ditutup dengan tanah gembur setebal + 10 cm.
5. Pemberian naungan pada bedengan perlu dilakukan untuk menjaga agar sinar matahari tidak langsung mengenai bibit (bibit mendapatkan penyinaran sesuai dengan kebutuhan) sehingga bibit dapat tumbuh secara optimal.
6. Intensitas penyiraman dilakukan setiap 2 hari, dilakukan untuk membantu bibit dapat tumbuh dengan baik.
7. Dalam kondisi normal, biji akan mulai berkecambah pada umur satu bulan dan setelah itu akan muncul tunas.
8. Bibit dapat dipindahkan ke polibag dan disusun di bedengan, dengan komposisi media polibag sama dengan media tanam sebelumnya.
9. Pemeliharaan bibit selama berada di dalam polibag tetap dilakukan, antara lain pemupukan, pembersihan gulma, penyulaman dan penyiraman.
10. Setelah berumur + 6 (enam) bulan, bibit siap ditanam di lapangan.

E. Penanaman
Bibit dari persemaian yang telah siap tanam selanjutnya ditanam pada lahan yang telah dibersihkan. Penanaman sebaiknya dilakukan pada saat hari hujan masih ada, dimaksudkan untuk mencegah bibit yang ditanam mati karena kekeringan.
Kegiatan penanaman bintangur meliputi :
1. Pembersihan calon lokasi penanaman.
2. Pembuatan lubang tanam, dilakukan 4 – 8 minggu sebelum bibit ditanam. Ukuran lubang tanam 50 x 50 x 50 cm.
3. Jarak tanam yang dipergunakan dapat bervariasi, dengan ukuran 2.5 x 2.5 m, 2.5 x 5 m atau 3 x 3 m.
4. Sebelum ditanam, plastik polibag harus dilepas dengan hati-hati agar akar bibit tidak rusak. Selanjutnya bibit dimasukkan ke dalam lubang tanam dan ditimbun.

F. Pemeliharaan
Kegiatan pemeliharaan tanaman di lapangan meliputi :
1. Penyiangan
Penyiangan dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali pada tahun pertama. Pada tahun kedua dan seterusnya cukup dilakukan sebanyak 2 (dua) kali dalam setiap tahunnya. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mencegah tumbuhnya rumput atau gulma di sekitar tanaman bintangur yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman.
2. Pemupukan
Dilakukan pada awal dan akhir musim hujan, yakni setelah penyiangan.
Jenis dan dosis pupuk disesuaikan dengan kondisi serta tingkat kesuburan tanah.
Cara pemberian pupuk, baik pupuk kompos maupun pupuk buatan yaitu dengan cara disebar merata di sekeliling tanaman tepat di bawah tajuk daun.

BINTANGUR
(Calophyllum inophyllum L.)

BALAI PENGAWASAN DAN SERTIFIKASI
MUTU BENIH KEHUTANAN
DINAS KEHUTANAN PROVINSI BENGKULU

Sumber Dana : DIPA 999 GERHAN 2009

1 thoughts on “Leaflet Nyamplug/Bintangur

Tinggalkan komentar